hminews.com – Unit Kemuslimahan Komisariat Persiapan FESYAH IAIN Fattahul Muluk Papua mengadakan kajian HMI Wati bertemakan “Citra Kohati dan Tendensi Media Massa” secara virtual pada Minggu, 19 September 2021.
Adapun yang menjadi pemati pada kajian ini adalah Sri Winny Mangintiku S,Pd bersama akhwat-akhwat HMI Wati Komisariat persiapan FESYAH dan TARBIYAH IAIN Fattahul Muluk Papua. Al ummu madrasatul ula ungkapan penyair ternama Hafiz Ibrahim yang berarti Ibu adalah madrasah atau sekolah pertama bagi anaknya.
HMI Wati Komisariat persiapan FESYAH IAIN Fattahul Muluk Papua mencoba menggali pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab yang mana perempuan berpegang peran pada suatu perubahan besar melahirkan generasi yang cerdas.
Ketua komisariat persiapan FESYAH Rifky Tutupoho menyampaikan bahwa kajian tersebut dilakukan agar kader-kader HMI Wati bisa mengenali jati diri mereka sebagai kader.
“Kajian ini bertujuan agar HMI Wati lebih memahami jati diri, terlepas dari itu kecenderungan terhadap media massa harus terkontrol agar terarah dan tak mudah termakan berita HOAX,” uajrnya.
Sebagai ketua Unit Kemuslimahan Ayu Novita Sari mengungkapkan kajian tersebut akan terus dilakukan kedepannya.
BACA JUGA: Dilantik Jadi Ketua HMI Cabang Pangkep, Muhammad Fajri: Langkah Awal Perjuangan
“Insya Allah kedepannya kami akan terus mengadakan kajian terkait perempuan, sebab perempuan terdakang lupa bahwa ia penting dalam suatu perubahan, maka penting juga untuk sama-sama kita saling mengingatkan adanya tugas dan tanggung jawab,”imbuhnya.
Selaku moderator Nur Iryaningsih mengatakan, “Alhamdulillah saya dapat memahami sebagai HMI Wati perlu berpikir kritis dalam hal menaggapi suatu berita hingga paham akan peran agar terarah dalam melakukan suatu perubahan, selain itu kita selaku perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Namun, berbeda saat berada pada jenjang pernikahan” ujarnya.
Pemateri Sri Winny Mangintiku S,Pd menuturkan bahwa “Stereotip terhadap wanita secara umum perlu diperbaiki khususnya ruang lingkup KOHATI. Sebab HMI Wati adalah kader yang intelektual, juga mampu berpikir kritis terhadap perubahan dan bekerja secara etos“katanya.