Jakarta, HMINEWS.COM- Pendidikan Indonesia sama sekali tidak mengalami peningkatan dari sejak zaman orde baru sampai dengan pemerintahan SBY. Data statistik menunjukkan hanya 25 persen dari wargan negara ini yang mendapat fasilitas pendidikan dari pemerintah. Hal tersebut tidak beda dengan masa orde baru.
Demikian disampaikan oleh pengamat ekonomi yang juga komisaris BRI, Dr. Aviliani dalam acara diskusi buku “Ekonomi Konstitusi” karya Jimly Asshiddiqie di hotel Borobudur, Jakarta (18/8).
Ketidakmampuan negara menjamin pendidikan warganya adalah cermin kegagalan sistem ekonomi negara yang masih Neolib, kata Fuad Bawazier yang hadir sebagai moderator acara tersebut. Menurut mantan dirjen pajak tersebut, ekonomi Neolib menjadikan bangsa ini terus didikte bangsa lain.
Lebih lanjut Fuad menyampaikan bahwa negeri ini dipimpin oleh para broker sehingga sistem ekonominya pun dijalankan dengan model broker.
Dalam diskusi round table dialogue menjelang buka puasa tersebut hadir juga penulis buku, Jimly Asshiddiqie dan pembicara lain seperti Dr. Aviliani (Sekretaris Ekonomi Nasional/Komisaris BRI), Dr. A. Prasetyantoko (Ketua LPPM Unika Atmajaya), Ir. Lutfi Alkatiri M Si (Staf Ahli Ekonomi Fraksi Golkar DPR RI), Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, DEA ( Lembaga Peneliti Univ Trisakti), Prof. Dr. Widjajono Partowidagdo (Dewan Energi Nasional). []lk/nm
1 Comment
Comments are closed.
Bangsa indonesia kalo ingin benar2 merdeka harus-lah tetap memperjjuangkan pendidikan di negeri ini, tanpa pendidikan semakin lama negara ini terajajah dari segala sisi karena keterbiasakan kita di dekte oleh bangsa lain dan neolib akan terus mengakar di indonesia… Bahagia Hmi!!!!